Kamis, 08 Oktober 2009

tugas puisi bahasa indonesia


Nama         : Ayu mawardika

Kelas :1SA01

Npm  :16609012




Puisi Cinta

 

 

“Madah cinta sebuah tulisan”

 

Wahai kawan2 ku...

Dengarlah bisikan kata2 ku ini.

Tulislah wahai kawan2 ku..!

Tulislah madah cinta mu

Tulislah puisi cinta mu

Tulislah apa2 yang telintas dihati mu!

Rasakan getaran suara hati naluri mu

Biarkan ia bersuara menjerit

Biarkan seisi dunia mendengarkannya luahannya

Luahan rasa hati seorang manusia!

Wahai kawan ku...!Jangan engkau berdiam diri

Jangan engkau hanya menjenguk disana sini

Komentar sana komentar sini!

Bukankah engkau juga mempunyai rasa hati?

Sedikit naluri untuk berpuisi?

Wahai kawan ku...Percayalah bahwa ...

kita cuma insan biasa

coba meneroka rahasia kehidupan

Sama-sama juga ada kekurangan

sama-sama ada sedikit kepahitan

Didalam merenangi lautan madah cinta ini

cuba membongkar rahasia hakikat puisi cinta!


Puisi Cinta

 

 

“Cintaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa”

 

 

Aku Cuma ada dua pilihan

Hidup untuk terus menyintai mu

Atau mati !

Kemarin kulihat ia menangis

dalam hening

dalam diam

tanpa airmata

Namun kutahu ia menangis

Sekarang kulihat ia telah tertawa

walau masih ada luka di matanya

walau masih terasa lelah di hatinya

namun ia telah tertawa

Kutahu ia telah pasrah

Kutahu ia telah menyerah

tak berdaya pada kuasa hatinya

tak kuasa pada kehendak cintanya

Dan kini ia hanya diam

menanti dalam rindu yang amat sangat

dalam sepi yang menyengat

Menanti sesuatu yang tak pasti

tapi ia tak peduli

ia hanya tahu cinta yang ia miliki pasti

 

 

cinta nya sudah lama tumbuh atas namanyaaaa

sekian hari...sekian waktu...

namanya tetap berdegub bersama jantung yang berdetak..

mengingatnya membawa ku melambung tinggi ke anakasa...

taukaha kau....

apa ini yang disebut cintaa..

atau kah hanya sebuah angan kosong

yang terukir atas nama cinta

 

 

Puisi religi

 

 

 

 

“Noda dan Dosa”

 

 

aku penuh noda

aku masih menampung limbah dosa

hendak kubersihkan

namun apa yang mesti kugunakan?

 

kucoba dengan sabun keimanan

namun noda itu tetap melekat di dada

kucoba dengan sapu keikhlasan

namun limbah dosa masih menumpuk adanya

 

kucoba dan tetap kucoba

namun apa hendak dikata

tiada daya aku menghindar

noda dan dosa tetap menyebar

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Puisi religi

 

 

 

“Renungan Hati”

 

 

Betapa besarnya nilai uang kertas

senilai Rp.100.000 apabila dibawa ke

masjid untuk disumbangkan, tetapi betapa

kecilnya kalau dibawa ke Mall untuk

dibelanjakan!

Betapa lamanya melayani Allah selama

lima belas menit namun betapa singkatnya

kalau kita melihat film.

betapa sulitnya untuk mencari kata-kata

ketika berdoa (spontan) namun betapa

mudahnya kalau mengobrol atau bergosip

dengan pacar / teman tanpa harus

berpikir panjang-panjang.

Betapa asyiknya apabila pertandingan

bola diperpanjang waktunya ekstra namun

kita mengeluh ketika khotbah di masjid

lebih lama sedikit daripada biasa.

Betapa sulitnya untuk membaca satu

lembar Al-qur'an tapi betapa mudahnya

membaca 100 halaman dari novel yang laris.

Betapa getolnya orang untuk duduk di

depan dalam pertandingan atau konser

namun lebih senang berada di saf paling

belakang ketika berada di Masjid

Betapa Mudahnya membuat 40 tahun dosa

demi memuaskan nafsu birahi semata,

namun alangkah sulitnya ketika menahan

nafsu selama 30 hari ketika berpuasa.

Betapa mudahnya kita mempercayai apa

yang dikatakan oleh koran namun betapa

kita meragukan apa yang dikatakan oleh

Kitab Suci AlQuran.

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar