NAMA : Ayu Mawardika
KELAS : 2SA01
NPM : 16609012
TUGAS : ILMU SOSIAL DASAR
Kesetiakawanan Sosial dalam Bencana Alam
Rupanya ujian bagi bangsa ini masih berkelanjutan. Cobaan beruntun seperti tidak ada habisnya, bencana alam, seperti banjir terjadi di mana-mana dan ternyata bukan monopoli Jakarta saja. Tanah longsor sampai gempa bumi yang meluluh-lantahkan tanah sorong (papua). Belum lagi cobaan deraan krisis ekonomi, yang mulai sekarang sudah mulai dirasakan akibatnya dan diperkirakan dua-tiga bulan mendatang akan lebih memprihatinkan lagi. Ujian dan cobaan yang tampak akan semakin meningkatkan kemiskinan dan pengangguran di negeri yang kita cintai ini, seyogyanya harus disikapi dengan sungguh-sungguh oleh seluruh komponen bangsa; baik itu pemerintah, masyarakat, dan kita sendiri.
Tafsiran atas data kemiskinan berdasarkan TKPKRI (Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Republik Indonesia), Maret 2007, bahwa angka kemiskinan mencapai 37,17 juta (16,58%) dan di pedesaan mencapai 63,52%. Garis kemiskinan dengan indikator penghasilan Rp. 166.697,- per- bulan, untuk Garis Kemiskinan Makanan (GKM) mencapai 74,38%. Sedangkan perhitungan berdasarkan Indeks Kedalaman Kemiskinan terjadi penurunan dari 3,43 (2006) ke 2,99 (2007). Indeks Keparahan Kemiskinan dari 1.00 (2006) ke 0.83 (2007). Ini berarti. rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung makin mendekati garis kemiskinan. Untuk tingkat pengangguran sendiri, posisi kita tertinggi di ASEAN. Bahkan dikatakan memberikan kontribusi 60% pengangguran di kawasan ini. Jumlah pengangguran telah mencapai di atas 10 juta orang dan diperkirakan akan bertambah sekitar 2.5 juta pada tahun ini sebagai akibat (terbanyak) pemutusan hubungan kerja seiring melesunya kegiatan industri. Belum lagi bila istilah ’pengangguran terselubung’ juga ikut di hitung maka tentu saja angka pengangguran pun bisa jadi menggelembung.
Ujian dan cobaan memang berat dan terasa akan lebih berat lagi apabila kita harus menanggung beban sendirian. Mungkin ada sebagian di antara kita telah terpola dalam pemikiran ’kesendirian’, individualistik. Di jaman mordernisasi dan globalisasi ini kecenderungan untuk bersikap individualistik hampir dirasakan sebagai suatu kewajaran, terutama di kota-kota besar. Hubungan antara sesama disekat dan dikotak-kotakan oleh kepentingan; di mana kepedulian dan uluran tangan terhadap sesama baru akan muncul dan dibutuhkan bersamaan dengan tuntutan atas kepentingan. Jika tidak berimbal kepentingan maka sentuhan kepedulian pun menjauh. Tidak sedikit yang telah lupa maknawi semboyan bersatu kita teguh bercerai kita runtuh. Tidak sedikit pula yang khilaf pada nilai dan kepribadian bangsa kita, semangat senasib sepenanggungan, perasaan bersama dan gotong royong. Nilai yang kemudian kita kenal dengan rasa kesetiakawanan sosial dan atau solidaritas.
Apa relevansi kemiskinan dan pengangguran dikaitkan dengan kesetiakawanan sosial atau solidaritas ? Sejujurnya seringkali kita salah arah untuk memahami dan meng-implementasikan nilai tersebut. Himbauan untuk menginternalisasi dan eksternalisasi semangat kesetiakawanan cenderung didengungkan untuk menggerakan kepedulian, simpati dan empati kita apabila terjadi musibah, seperti bencana alam. Ramai-ramai lah kita membentuk posko, menggalang santunan dana dan beragam kegiatan sebagai bentuk ekspresi sambung nurani. Lewat seminggu, dua minggu, sebulan maka getar rasa kemanusiaan kita pun kian luntur, berkurang bahkan tidak jarang lenyap entah di mana. Manusiawi ? cukupkah kepedulian itu hanya ditunjukkan manakala bencana terjadi dan setelahnya kepedulian tidak lagi dibutuhkan ?
Mungkin sudah saatnya kita merenungkan rasa sosial, kodrat kita sebagai bagian kecil dari kelompok yang lebih besar, yaitu peradaban keluarga, masyarakat, bangsa dan terlebih mahluk yang bernama manusia. Simpati dan empati sebagai perwujudan rasa kesetiakawanan sosial perlu terus menerus dihidupkan dalam sanubari, ditularkan dan ditanamkan pada anak-anak kita, keluarga dan handai taulan kita untuk kemudian dijalin secara bersama. Demikian pula bagi elite politik dan tokoh masyarakat untuk tidak bosan memberi contoh tauladan. Sungguh turut gembira melihat keberhasilan sebagian (kecil) saudara-saudara kita atas kebelebihan materi hasil jerih payahnya sehingga mampu meluapkan kegembiraan akhir tahun dengan memenuhi tempat peristirahatan yang bagi sebagian orang hanya merupakan angan-angan dan mimpi. Kita pun senang melihat kendaraan mengular memenuhi kepadatan jalan raya, yang mungkin kita bisa tafsirkan sebagai indikator kesejahteraan sebagian dari kita. Kita pun sukacita meski diiringi perasaan cukup terperangah mendengar gaya hidup anak muda (di kota-kota besar, khususnya Jakarta) menghabiskan biaya berpuluh lipat dari indikator penghasilan kemiskinan hanya untuk rehat menghilangkan kepenatan mengunjungi pub atau sejenisnya. Namun rasanya akan lebih membanggakan apabila sebagian saudara-saudara kita itu mau mengekspresikan ketulusan hati untuk memahami kondisi saat ini, kalaupun masih belum dapat mengulurkan tangan untuk membantu maka alangkah elok jika dapat menahan diri atas kelebihan materinya sebagai wujud simpati dan empati kepada saudara-saudara yang masih belum dapat melepaskan diri dari belenggu keprihatinan.
Kita berharap kesetiakawanan sosial bukan sekedar retorika, ekspresi sesaat, seremonial atau menjadi hal yang sering kita dengungkan dan mudah diucapkan namun begitu susah untuk kita laksanakan. Rasa kesetiakawanan sosial sangat kita butuhkan sebagai perekat bersama dalam mengurangi kesenjangan sosial dan mengatasi permasalahan bangsa. Mari kita asah terus kepekaan sosial untuk kemajuan bersama. Dan sejarah negeri merdeka ini sudah membuktikannya.
Hal yang sama juga di bahas oleh wakil presiden saat berada di Tokyo. Wapres menyampaikan hal tersebut saat bertemu dan bersilaturahim dengan masyarakat Indonesia yang tinggal di Jepang di Sekolah Indonesia Tokyo, Minggu malam waktu setempat.
“Akhir-akhir ini kita menghadapi peristiwa yang tidak menggembirakan, namun masyarakat kita teguh saat menghadapi musibah. Tapi kita bisa baca dan dengar bahwa kesetiakawanan masih hidup, dengan masa modern kesetiakawanan masih hidup,” kata Wapres.
Dijelaskannya, musibah bencana alam yang melanda beberapa wilayah di Tanah Air baru-baru ini di sisi lain bisa memperlihatkan bahwa kesetiakawanan dan rasa ingin membantu sesama masih lekat.
“Mereka yang punya tugas untuk menangani, ada juga relawan yang menyediakan diri dan waktunya bahkan ada yang meninggal untuk selamatkan warga masyarakat, saudaranya,” kata Boediono.
Rasa kesetiakawanan juga diperlihatkan, masih menurut Wapres, ketika warga yang rumahnya tidak terkena dampak bencana alam memberikan rumah penampungan sementara.
“Memang ada berita yang tidak terlalu baik dari segi dampak dan akibat bencana. Namun bencana ini juga membuktikan bahwa kesetiakawanan masih ada, mereka tidak berkomentar namun bekerja secara luar biasa,” tegasnya.
Wapres mengatakan, musibah yang hampir beruntun terjadi tersebut hendaknya tidak membuat masyarakat putus asa.
Ia memaparkan Indonesia yang memang terletak di daerah yang rawan bencana telah dibuktikan oleh nenek moyang bangsa ini bahwa dengan keinginan yang kuat maka dapat bertahan dan menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada.
Dijelaskannya, pemerintah sudah memberikan yang terbaik dari yang mampu dilakukan untuk menangani bencana alam tersebut.
Masih terjadi
Dalam kesempatan itu, Wapres mengatakan berdasarkan penelaahan sejumlah ahli, aktivitas gunung Merapi di Daerah Istemewa Yogyakarta masih terjadi dan diharapkan tidak lebih besar dari sebelumnya.
“Kita mengharapkan bila sudah stabil maka pemerintah akan menyiapkan proses rekonstruksi dan rehabilitasi dengan program yang terencana,” paparnya.
Sementara itu untuk penanganan pascabencana di Mentawai, Sumatera Barat, Wapres mengatakan sudah mencapai tahap akhir untuk tanggap darurat dan tengah disiapkan cetak biru rehabilitasi dan rekonstruksi di kawasan tersebut.
“Kita mengharapkan cetak biru ini dapat memberikan tingkat keselamatan yang lebih baik. Wasior juga demikian dan tengah dalam tahap penyelesaian, prinsipnya akan dibangun dengan tata ruang yang benar,” kata Boediono.
Cetak biru yang dimaksud, tambah Wapres, mencakup juga menghidupkan kembali sektor ekonomi dan sosial.
Silaturahmi yang dihadiri sekitar 200 warga Indonesia di Tokyo tersebut dihadiri juga oleh Ibu Herawati Boediono, Duber RI untuk Jepang Muhammad Luthfi, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Mendag Mari Elka Pangestu, Menperin MS Hidayat, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana.
Menurut M Luthfi, di Jepang terdapat 29.000 WNI atau setara dengan jumlah WNI di Korea Selatan. Dari jumlah tersebut 2.850 diantaranya mahasiswa dan ditargetkan dalam beberapa tahun ke depan mahasiswa Indonesia di Jepang bisa mencapai 5.000 orang.
Masih menurutnya, ada pula warga Indonesia yang memiliki kontrak kerja di Jepang sebanyak 5.786 orang diberbagai bidang, yang terbaru adalah di bidang perawat kesehatan.
Sejumlah BUMN juga memiliki kantor perwakilan antara lain Garuda Indonesia, Pertamina, Bank BNI dan PT Aneka Tambang. Bank Indonesia juga memiliki perwakilan di Jepang.
Dan adapun aksi yang dapat kita lakukan sebagai wujud dari kesetiakawanan adalah :
1. Mengumpulkan Sumbangan Sosial
Ada yang berupa kotak amal, dompet peduli, rekening sosial, dan yang lainnya untuk mengumpulkan sumbangan dana, uang atau barang
2. Membentuk Posko Peduli Sosial
Pos komando (posko), pos terpadu, dan pos lainnya dibangun, seringkali bersamaan saat ada musibah pribadi atau bencana massal
3. Mengadakan Bhakti Sosial
Kegiatan bhakti sosial kesehatan seperti ini sudah sering dilaksanakan oleh berbagai organisasi sosial masyarakat, saat hari perayaan tertentu, apalagi ketika ada bencana alam.
4. Menggalang Dukungan Sosial
Membubuhkan tanda tangan, mengumpulkan koin keadilan, memasang spanduk informasi, melakukan aksi demo damai, sebagai wujud kebersamaan.
5. Memanfaatkan Situs Jejaring Sosial
Dunia teknologi informasi sedang ngetrend dimaanfaatkan, melalui situs jejaring sosial pertemanan, FaceBook atau Twitter, untuk mendukung kebersamaan terhadap kasus khusus yang menimpa pejabat publik (kasus pimpinan KPK Bibit-Chandra), tokoh politik, artis selebritis (kasus Luna Maya) atau masyarakat awam biasa (kasus Prita Mulyasari).
Selamat Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN), yang peringatannya setiap tanggal 20 Desember. Segala momentum peristiwa apapun baik secara pribadi maupun ada kejadian bersama yang bisa menggugah hati, semoga menumbuhkan semangat menggalang kesetiakawanan sosial nasional. Suatu semangat bersama untuk saling bantu membantu, dan bahu membahu, dalam membangun bangsa dan negara tercinta, menuju kemajuan dan kesejahteraan bersama.
Rabu, 22 Desember 2010
Selasa, 21 Desember 2010
tugas ilmu budaya dasar (kesetiakawanan-bencana alam)
NAMA : Ayu Mawardika
KELAS : 2SA01
NPM : 16609012
TUGAS : ILMU BUDAYA DASAR
Kesetiakawanan Sosial dalam Bencana Alam
Rupanya ujian bagi bangsa ini masih berkelanjutan. Cobaan beruntun seperti tidak ada habisnya, bencana alam, seperti banjir terjadi di mana-mana dan ternyata bukan monopoli Jakarta saja. Tanah longsor sampai gempa bumi yang meluluh-lantahkan tanah sorong (papua). Belum lagi cobaan deraan krisis ekonomi, yang mulai sekarang sudah mulai dirasakan akibatnya dan diperkirakan dua-tiga bulan mendatang akan lebih memprihatinkan lagi. Ujian dan cobaan yang tampak akan semakin meningkatkan kemiskinan dan pengangguran di negeri yang kita cintai ini, seyogyanya harus disikapi dengan sungguh-sungguh oleh seluruh komponen bangsa; baik itu pemerintah, masyarakat, dan kita sendiri.
Tafsiran atas data kemiskinan berdasarkan TKPKRI (Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Republik Indonesia), Maret 2007, bahwa angka kemiskinan mencapai 37,17 juta (16,58%) dan di pedesaan mencapai 63,52%. Garis kemiskinan dengan indikator penghasilan Rp. 166.697,- per- bulan, untuk Garis Kemiskinan Makanan (GKM) mencapai 74,38%. Sedangkan perhitungan berdasarkan Indeks Kedalaman Kemiskinan terjadi penurunan dari 3,43 (2006) ke 2,99 (2007). Indeks Keparahan Kemiskinan dari 1.00 (2006) ke 0.83 (2007). Ini berarti. rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung makin mendekati garis kemiskinan. Untuk tingkat pengangguran sendiri, posisi kita tertinggi di ASEAN. Bahkan dikatakan memberikan kontribusi 60% pengangguran di kawasan ini. Jumlah pengangguran telah mencapai di atas 10 juta orang dan diperkirakan akan bertambah sekitar 2.5 juta pada tahun ini sebagai akibat (terbanyak) pemutusan hubungan kerja seiring melesunya kegiatan industri. Belum lagi bila istilah ’pengangguran terselubung’ juga ikut di hitung maka tentu saja angka pengangguran pun bisa jadi menggelembung.
Ujian dan cobaan memang berat dan terasa akan lebih berat lagi apabila kita harus menanggung beban sendirian. Mungkin ada sebagian di antara kita telah terpola dalam pemikiran ’kesendirian’, individualistik. Di jaman mordernisasi dan globalisasi ini kecenderungan untuk bersikap individualistik hampir dirasakan sebagai suatu kewajaran, terutama di kota-kota besar. Hubungan antara sesama disekat dan dikotak-kotakan oleh kepentingan; di mana kepedulian dan uluran tangan terhadap sesama baru akan muncul dan dibutuhkan bersamaan dengan tuntutan atas kepentingan. Jika tidak berimbal kepentingan maka sentuhan kepedulian pun menjauh. Tidak sedikit yang telah lupa maknawi semboyan bersatu kita teguh bercerai kita runtuh. Tidak sedikit pula yang khilaf pada nilai dan kepribadian bangsa kita, semangat senasib sepenanggungan, perasaan bersama dan gotong royong. Nilai yang kemudian kita kenal dengan rasa kesetiakawanan sosial dan atau solidaritas.
Apa relevansi kemiskinan dan pengangguran dikaitkan dengan kesetiakawanan sosial atau solidaritas ? Sejujurnya seringkali kita salah arah untuk memahami dan meng-implementasikan nilai tersebut. Himbauan untuk menginternalisasi dan eksternalisasi semangat kesetiakawanan cenderung didengungkan untuk menggerakan kepedulian, simpati dan empati kita apabila terjadi musibah, seperti bencana alam. Ramai-ramai lah kita membentuk posko, menggalang santunan dana dan beragam kegiatan sebagai bentuk ekspresi sambung nurani. Lewat seminggu, dua minggu, sebulan maka getar rasa kemanusiaan kita pun kian luntur, berkurang bahkan tidak jarang lenyap entah di mana. Manusiawi ? cukupkah kepedulian itu hanya ditunjukkan manakala bencana terjadi dan setelahnya kepedulian tidak lagi dibutuhkan ?
Mungkin sudah saatnya kita merenungkan rasa sosial, kodrat kita sebagai bagian kecil dari kelompok yang lebih besar, yaitu peradaban keluarga, masyarakat, bangsa dan terlebih mahluk yang bernama manusia. Simpati dan empati sebagai perwujudan rasa kesetiakawanan sosial perlu terus menerus dihidupkan dalam sanubari, ditularkan dan ditanamkan pada anak-anak kita, keluarga dan handai taulan kita untuk kemudian dijalin secara bersama. Demikian pula bagi elite politik dan tokoh masyarakat untuk tidak bosan memberi contoh tauladan. Sungguh turut gembira melihat keberhasilan sebagian (kecil) saudara-saudara kita atas kebelebihan materi hasil jerih payahnya sehingga mampu meluapkan kegembiraan akhir tahun dengan memenuhi tempat peristirahatan yang bagi sebagian orang hanya merupakan angan-angan dan mimpi. Kita pun senang melihat kendaraan mengular memenuhi kepadatan jalan raya, yang mungkin kita bisa tafsirkan sebagai indikator kesejahteraan sebagian dari kita. Kita pun sukacita meski diiringi perasaan cukup terperangah mendengar gaya hidup anak muda (di kota-kota besar, khususnya Jakarta) menghabiskan biaya berpuluh lipat dari indikator penghasilan kemiskinan hanya untuk rehat menghilangkan kepenatan mengunjungi pub atau sejenisnya. Namun rasanya akan lebih membanggakan apabila sebagian saudara-saudara kita itu mau mengekspresikan ketulusan hati untuk memahami kondisi saat ini, kalaupun masih belum dapat mengulurkan tangan untuk membantu maka alangkah elok jika dapat menahan diri atas kelebihan materinya sebagai wujud simpati dan empati kepada saudara-saudara yang masih belum dapat melepaskan diri dari belenggu keprihatinan.
Kita berharap kesetiakawanan sosial bukan sekedar retorika, ekspresi sesaat, seremonial atau menjadi hal yang sering kita dengungkan dan mudah diucapkan namun begitu susah untuk kita laksanakan. Rasa kesetiakawanan sosial sangat kita butuhkan sebagai perekat bersama dalam mengurangi kesenjangan sosial dan mengatasi permasalahan bangsa. Mari kita asah terus kepekaan sosial untuk kemajuan bersama. Dan sejarah negeri merdeka ini sudah membuktikannya.
Hal yang sama juga di bahas oleh wakil presiden saat berada di Tokyo. Wapres menyampaikan hal tersebut saat bertemu dan bersilaturahim dengan masyarakat Indonesia yang tinggal di Jepang di Sekolah Indonesia Tokyo, Minggu malam waktu setempat.
“Akhir-akhir ini kita menghadapi peristiwa yang tidak menggembirakan, namun masyarakat kita teguh saat menghadapi musibah. Tapi kita bisa baca dan dengar bahwa kesetiakawanan masih hidup, dengan masa modern kesetiakawanan masih hidup,” kata Wapres.
Dijelaskannya, musibah bencana alam yang melanda beberapa wilayah di Tanah Air baru-baru ini di sisi lain bisa memperlihatkan bahwa kesetiakawanan dan rasa ingin membantu sesama masih lekat.
“Mereka yang punya tugas untuk menangani, ada juga relawan yang menyediakan diri dan waktunya bahkan ada yang meninggal untuk selamatkan warga masyarakat, saudaranya,” kata Boediono.
Rasa kesetiakawanan juga diperlihatkan, masih menurut Wapres, ketika warga yang rumahnya tidak terkena dampak bencana alam memberikan rumah penampungan sementara.
“Memang ada berita yang tidak terlalu baik dari segi dampak dan akibat bencana. Namun bencana ini juga membuktikan bahwa kesetiakawanan masih ada, mereka tidak berkomentar namun bekerja secara luar biasa,” tegasnya.
Wapres mengatakan, musibah yang hampir beruntun terjadi tersebut hendaknya tidak membuat masyarakat putus asa.
Ia memaparkan Indonesia yang memang terletak di daerah yang rawan bencana telah dibuktikan oleh nenek moyang bangsa ini bahwa dengan keinginan yang kuat maka dapat bertahan dan menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada.
Dijelaskannya, pemerintah sudah memberikan yang terbaik dari yang mampu dilakukan untuk menangani bencana alam tersebut.
Masih terjadi
Dalam kesempatan itu, Wapres mengatakan berdasarkan penelaahan sejumlah ahli, aktivitas gunung Merapi di Daerah Istemewa Yogyakarta masih terjadi dan diharapkan tidak lebih besar dari sebelumnya.
“Kita mengharapkan bila sudah stabil maka pemerintah akan menyiapkan proses rekonstruksi dan rehabilitasi dengan program yang terencana,” paparnya.
Sementara itu untuk penanganan pascabencana di Mentawai, Sumatera Barat, Wapres mengatakan sudah mencapai tahap akhir untuk tanggap darurat dan tengah disiapkan cetak biru rehabilitasi dan rekonstruksi di kawasan tersebut.
“Kita mengharapkan cetak biru ini dapat memberikan tingkat keselamatan yang lebih baik. Wasior juga demikian dan tengah dalam tahap penyelesaian, prinsipnya akan dibangun dengan tata ruang yang benar,” kata Boediono.
Cetak biru yang dimaksud, tambah Wapres, mencakup juga menghidupkan kembali sektor ekonomi dan sosial.
Silaturahmi yang dihadiri sekitar 200 warga Indonesia di Tokyo tersebut dihadiri juga oleh Ibu Herawati Boediono, Duber RI untuk Jepang Muhammad Luthfi, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Mendag Mari Elka Pangestu, Menperin MS Hidayat, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana.
Menurut M Luthfi, di Jepang terdapat 29.000 WNI atau setara dengan jumlah WNI di Korea Selatan. Dari jumlah tersebut 2.850 diantaranya mahasiswa dan ditargetkan dalam beberapa tahun ke depan mahasiswa Indonesia di Jepang bisa mencapai 5.000 orang.
Masih menurutnya, ada pula warga Indonesia yang memiliki kontrak kerja di Jepang sebanyak 5.786 orang diberbagai bidang, yang terbaru adalah di bidang perawat kesehatan.
Sejumlah BUMN juga memiliki kantor perwakilan antara lain Garuda Indonesia, Pertamina, Bank BNI dan PT Aneka Tambang. Bank Indonesia juga memiliki perwakilan di Jepang.
Dan adapun aksi yang dapat kita lakukan sebagai wujud dari kesetiakawanan adalah :
1. Mengumpulkan Sumbangan Sosial
Ada yang berupa kotak amal, dompet peduli, rekening sosial, dan yang lainnya untuk mengumpulkan sumbangan dana, uang atau barang
2. Membentuk Posko Peduli Sosial
Pos komando (posko), pos terpadu, dan pos lainnya dibangun, seringkali bersamaan saat ada musibah pribadi atau bencana massal
3. Mengadakan Bhakti Sosial
Kegiatan bhakti sosial kesehatan seperti ini sudah sering dilaksanakan oleh berbagai organisasi sosial masyarakat, saat hari perayaan tertentu, apalagi ketika ada bencana alam.
4. Menggalang Dukungan Sosial
Membubuhkan tanda tangan, mengumpulkan koin keadilan, memasang spanduk informasi, melakukan aksi demo damai, sebagai wujud kebersamaan.
5. Memanfaatkan Situs Jejaring Sosial
Dunia teknologi informasi sedang ngetrend dimaanfaatkan, melalui situs jejaring sosial pertemanan, FaceBook atau Twitter, untuk mendukung kebersamaan terhadap kasus khusus yang menimpa pejabat publik (kasus pimpinan KPK Bibit-Chandra), tokoh politik, artis selebritis (kasus Luna Maya) atau masyarakat awam biasa (kasus Prita Mulyasari).
Selamat Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN), yang peringatannya setiap tanggal 20 Desember. Segala momentum peristiwa apapun baik secara pribadi maupun ada kejadian bersama yang bisa menggugah hati, semoga menumbuhkan semangat menggalang kesetiakawanan sosial nasional. Suatu semangat bersama untuk saling bantu membantu, dan bahu membahu, dalam membangun bangsa dan negara tercinta, menuju kemajuan dan kesejahteraan bersama.
KELAS : 2SA01
NPM : 16609012
TUGAS : ILMU BUDAYA DASAR
Kesetiakawanan Sosial dalam Bencana Alam
Rupanya ujian bagi bangsa ini masih berkelanjutan. Cobaan beruntun seperti tidak ada habisnya, bencana alam, seperti banjir terjadi di mana-mana dan ternyata bukan monopoli Jakarta saja. Tanah longsor sampai gempa bumi yang meluluh-lantahkan tanah sorong (papua). Belum lagi cobaan deraan krisis ekonomi, yang mulai sekarang sudah mulai dirasakan akibatnya dan diperkirakan dua-tiga bulan mendatang akan lebih memprihatinkan lagi. Ujian dan cobaan yang tampak akan semakin meningkatkan kemiskinan dan pengangguran di negeri yang kita cintai ini, seyogyanya harus disikapi dengan sungguh-sungguh oleh seluruh komponen bangsa; baik itu pemerintah, masyarakat, dan kita sendiri.
Tafsiran atas data kemiskinan berdasarkan TKPKRI (Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Republik Indonesia), Maret 2007, bahwa angka kemiskinan mencapai 37,17 juta (16,58%) dan di pedesaan mencapai 63,52%. Garis kemiskinan dengan indikator penghasilan Rp. 166.697,- per- bulan, untuk Garis Kemiskinan Makanan (GKM) mencapai 74,38%. Sedangkan perhitungan berdasarkan Indeks Kedalaman Kemiskinan terjadi penurunan dari 3,43 (2006) ke 2,99 (2007). Indeks Keparahan Kemiskinan dari 1.00 (2006) ke 0.83 (2007). Ini berarti. rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung makin mendekati garis kemiskinan. Untuk tingkat pengangguran sendiri, posisi kita tertinggi di ASEAN. Bahkan dikatakan memberikan kontribusi 60% pengangguran di kawasan ini. Jumlah pengangguran telah mencapai di atas 10 juta orang dan diperkirakan akan bertambah sekitar 2.5 juta pada tahun ini sebagai akibat (terbanyak) pemutusan hubungan kerja seiring melesunya kegiatan industri. Belum lagi bila istilah ’pengangguran terselubung’ juga ikut di hitung maka tentu saja angka pengangguran pun bisa jadi menggelembung.
Ujian dan cobaan memang berat dan terasa akan lebih berat lagi apabila kita harus menanggung beban sendirian. Mungkin ada sebagian di antara kita telah terpola dalam pemikiran ’kesendirian’, individualistik. Di jaman mordernisasi dan globalisasi ini kecenderungan untuk bersikap individualistik hampir dirasakan sebagai suatu kewajaran, terutama di kota-kota besar. Hubungan antara sesama disekat dan dikotak-kotakan oleh kepentingan; di mana kepedulian dan uluran tangan terhadap sesama baru akan muncul dan dibutuhkan bersamaan dengan tuntutan atas kepentingan. Jika tidak berimbal kepentingan maka sentuhan kepedulian pun menjauh. Tidak sedikit yang telah lupa maknawi semboyan bersatu kita teguh bercerai kita runtuh. Tidak sedikit pula yang khilaf pada nilai dan kepribadian bangsa kita, semangat senasib sepenanggungan, perasaan bersama dan gotong royong. Nilai yang kemudian kita kenal dengan rasa kesetiakawanan sosial dan atau solidaritas.
Apa relevansi kemiskinan dan pengangguran dikaitkan dengan kesetiakawanan sosial atau solidaritas ? Sejujurnya seringkali kita salah arah untuk memahami dan meng-implementasikan nilai tersebut. Himbauan untuk menginternalisasi dan eksternalisasi semangat kesetiakawanan cenderung didengungkan untuk menggerakan kepedulian, simpati dan empati kita apabila terjadi musibah, seperti bencana alam. Ramai-ramai lah kita membentuk posko, menggalang santunan dana dan beragam kegiatan sebagai bentuk ekspresi sambung nurani. Lewat seminggu, dua minggu, sebulan maka getar rasa kemanusiaan kita pun kian luntur, berkurang bahkan tidak jarang lenyap entah di mana. Manusiawi ? cukupkah kepedulian itu hanya ditunjukkan manakala bencana terjadi dan setelahnya kepedulian tidak lagi dibutuhkan ?
Mungkin sudah saatnya kita merenungkan rasa sosial, kodrat kita sebagai bagian kecil dari kelompok yang lebih besar, yaitu peradaban keluarga, masyarakat, bangsa dan terlebih mahluk yang bernama manusia. Simpati dan empati sebagai perwujudan rasa kesetiakawanan sosial perlu terus menerus dihidupkan dalam sanubari, ditularkan dan ditanamkan pada anak-anak kita, keluarga dan handai taulan kita untuk kemudian dijalin secara bersama. Demikian pula bagi elite politik dan tokoh masyarakat untuk tidak bosan memberi contoh tauladan. Sungguh turut gembira melihat keberhasilan sebagian (kecil) saudara-saudara kita atas kebelebihan materi hasil jerih payahnya sehingga mampu meluapkan kegembiraan akhir tahun dengan memenuhi tempat peristirahatan yang bagi sebagian orang hanya merupakan angan-angan dan mimpi. Kita pun senang melihat kendaraan mengular memenuhi kepadatan jalan raya, yang mungkin kita bisa tafsirkan sebagai indikator kesejahteraan sebagian dari kita. Kita pun sukacita meski diiringi perasaan cukup terperangah mendengar gaya hidup anak muda (di kota-kota besar, khususnya Jakarta) menghabiskan biaya berpuluh lipat dari indikator penghasilan kemiskinan hanya untuk rehat menghilangkan kepenatan mengunjungi pub atau sejenisnya. Namun rasanya akan lebih membanggakan apabila sebagian saudara-saudara kita itu mau mengekspresikan ketulusan hati untuk memahami kondisi saat ini, kalaupun masih belum dapat mengulurkan tangan untuk membantu maka alangkah elok jika dapat menahan diri atas kelebihan materinya sebagai wujud simpati dan empati kepada saudara-saudara yang masih belum dapat melepaskan diri dari belenggu keprihatinan.
Kita berharap kesetiakawanan sosial bukan sekedar retorika, ekspresi sesaat, seremonial atau menjadi hal yang sering kita dengungkan dan mudah diucapkan namun begitu susah untuk kita laksanakan. Rasa kesetiakawanan sosial sangat kita butuhkan sebagai perekat bersama dalam mengurangi kesenjangan sosial dan mengatasi permasalahan bangsa. Mari kita asah terus kepekaan sosial untuk kemajuan bersama. Dan sejarah negeri merdeka ini sudah membuktikannya.
Hal yang sama juga di bahas oleh wakil presiden saat berada di Tokyo. Wapres menyampaikan hal tersebut saat bertemu dan bersilaturahim dengan masyarakat Indonesia yang tinggal di Jepang di Sekolah Indonesia Tokyo, Minggu malam waktu setempat.
“Akhir-akhir ini kita menghadapi peristiwa yang tidak menggembirakan, namun masyarakat kita teguh saat menghadapi musibah. Tapi kita bisa baca dan dengar bahwa kesetiakawanan masih hidup, dengan masa modern kesetiakawanan masih hidup,” kata Wapres.
Dijelaskannya, musibah bencana alam yang melanda beberapa wilayah di Tanah Air baru-baru ini di sisi lain bisa memperlihatkan bahwa kesetiakawanan dan rasa ingin membantu sesama masih lekat.
“Mereka yang punya tugas untuk menangani, ada juga relawan yang menyediakan diri dan waktunya bahkan ada yang meninggal untuk selamatkan warga masyarakat, saudaranya,” kata Boediono.
Rasa kesetiakawanan juga diperlihatkan, masih menurut Wapres, ketika warga yang rumahnya tidak terkena dampak bencana alam memberikan rumah penampungan sementara.
“Memang ada berita yang tidak terlalu baik dari segi dampak dan akibat bencana. Namun bencana ini juga membuktikan bahwa kesetiakawanan masih ada, mereka tidak berkomentar namun bekerja secara luar biasa,” tegasnya.
Wapres mengatakan, musibah yang hampir beruntun terjadi tersebut hendaknya tidak membuat masyarakat putus asa.
Ia memaparkan Indonesia yang memang terletak di daerah yang rawan bencana telah dibuktikan oleh nenek moyang bangsa ini bahwa dengan keinginan yang kuat maka dapat bertahan dan menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada.
Dijelaskannya, pemerintah sudah memberikan yang terbaik dari yang mampu dilakukan untuk menangani bencana alam tersebut.
Masih terjadi
Dalam kesempatan itu, Wapres mengatakan berdasarkan penelaahan sejumlah ahli, aktivitas gunung Merapi di Daerah Istemewa Yogyakarta masih terjadi dan diharapkan tidak lebih besar dari sebelumnya.
“Kita mengharapkan bila sudah stabil maka pemerintah akan menyiapkan proses rekonstruksi dan rehabilitasi dengan program yang terencana,” paparnya.
Sementara itu untuk penanganan pascabencana di Mentawai, Sumatera Barat, Wapres mengatakan sudah mencapai tahap akhir untuk tanggap darurat dan tengah disiapkan cetak biru rehabilitasi dan rekonstruksi di kawasan tersebut.
“Kita mengharapkan cetak biru ini dapat memberikan tingkat keselamatan yang lebih baik. Wasior juga demikian dan tengah dalam tahap penyelesaian, prinsipnya akan dibangun dengan tata ruang yang benar,” kata Boediono.
Cetak biru yang dimaksud, tambah Wapres, mencakup juga menghidupkan kembali sektor ekonomi dan sosial.
Silaturahmi yang dihadiri sekitar 200 warga Indonesia di Tokyo tersebut dihadiri juga oleh Ibu Herawati Boediono, Duber RI untuk Jepang Muhammad Luthfi, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Mendag Mari Elka Pangestu, Menperin MS Hidayat, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana.
Menurut M Luthfi, di Jepang terdapat 29.000 WNI atau setara dengan jumlah WNI di Korea Selatan. Dari jumlah tersebut 2.850 diantaranya mahasiswa dan ditargetkan dalam beberapa tahun ke depan mahasiswa Indonesia di Jepang bisa mencapai 5.000 orang.
Masih menurutnya, ada pula warga Indonesia yang memiliki kontrak kerja di Jepang sebanyak 5.786 orang diberbagai bidang, yang terbaru adalah di bidang perawat kesehatan.
Sejumlah BUMN juga memiliki kantor perwakilan antara lain Garuda Indonesia, Pertamina, Bank BNI dan PT Aneka Tambang. Bank Indonesia juga memiliki perwakilan di Jepang.
Dan adapun aksi yang dapat kita lakukan sebagai wujud dari kesetiakawanan adalah :
1. Mengumpulkan Sumbangan Sosial
Ada yang berupa kotak amal, dompet peduli, rekening sosial, dan yang lainnya untuk mengumpulkan sumbangan dana, uang atau barang
2. Membentuk Posko Peduli Sosial
Pos komando (posko), pos terpadu, dan pos lainnya dibangun, seringkali bersamaan saat ada musibah pribadi atau bencana massal
3. Mengadakan Bhakti Sosial
Kegiatan bhakti sosial kesehatan seperti ini sudah sering dilaksanakan oleh berbagai organisasi sosial masyarakat, saat hari perayaan tertentu, apalagi ketika ada bencana alam.
4. Menggalang Dukungan Sosial
Membubuhkan tanda tangan, mengumpulkan koin keadilan, memasang spanduk informasi, melakukan aksi demo damai, sebagai wujud kebersamaan.
5. Memanfaatkan Situs Jejaring Sosial
Dunia teknologi informasi sedang ngetrend dimaanfaatkan, melalui situs jejaring sosial pertemanan, FaceBook atau Twitter, untuk mendukung kebersamaan terhadap kasus khusus yang menimpa pejabat publik (kasus pimpinan KPK Bibit-Chandra), tokoh politik, artis selebritis (kasus Luna Maya) atau masyarakat awam biasa (kasus Prita Mulyasari).
Selamat Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN), yang peringatannya setiap tanggal 20 Desember. Segala momentum peristiwa apapun baik secara pribadi maupun ada kejadian bersama yang bisa menggugah hati, semoga menumbuhkan semangat menggalang kesetiakawanan sosial nasional. Suatu semangat bersama untuk saling bantu membantu, dan bahu membahu, dalam membangun bangsa dan negara tercinta, menuju kemajuan dan kesejahteraan bersama.
Selasa, 26 Oktober 2010
tugas ilmu sosial dasar
Nama : Ayu Mawardika
Npm : 16609012
Kelas :2SA01
Tugas : ILMU SOSIAL DASAR
1. Jelaskan pengertian sosiologi menurut pandangan saudara, berdasarkan pendapat-pendatang tentang sosiologi dari beberapa pendapat pakar sosiologi yang telah kalian pelajari ?
Menurut saya, sosiologi adalah sesuatu hal yang membicarakan mengenai masyarakat dan kehidupan sosialnya.
Adapun pengertian sosiologi menurut para ahli adalah :
a. Selo sumardjan dan soelaeman soemardi
Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial dan proses perubahan sosial.
b. Soerjono soekanto
Sosiologi adalah ilmu yang kategoris, murni, abstrak, berusaha mencari pengertian-pengertian umum, rasional, empiris, dan bersifat umum.
c. Max weber
Ilmu yang beberapa berupaya memahami tindakan-tindakan sosial
d. Roucek dan Warren
Ilmu yang memperlajari hubungan antara manusa dalam kelompok-kelompok
e. Peter L berger
Sosiologi adalah studi ilmiah mengenai antara masyarakat dan individu
2. Jelaskan, mengapa sosiologi dikategorikan dalam kelompok ilmu sosial ?
Kelompok sosial dikategorikan dalam kelompok ilmu sosial karena, yang menjadi bahasan adalah masyarakat. Serta, pokok permasalahan dalam ilmu sosial pada umumnya membicarakan kehidupan sosial manusia.
3. Jelaskan perbedaan bahasan antara sosiologi dengan ekonomi, atau ilmu politik yang juga termasuk di dalam lingkup ilmu-ilmu sosial !
Jadi, perbedaanya adalah, apabila ekonomi hanya mempelajari segi ekonominya saja. Sedangkan sosiologi mempelajari unsur-unsur kemasyarakatan keseluruhan.
4. Sebut dan jelaskan empat sifat dari ilmu pengetahuan secara terperinci !
4 sifat :
• Bersifat empiris : didasarkan pada pengamatan dan penalaran.
• Bersifat teorotis : ilmu pengetahuan tersebut selalu berusaha untuk menyusun abstraksi dari hasil-hasil observasi.
• Bersifat komulatif : berarti teori teori sosiologi di bentuk atas dasar teori-teori yang sudah ada dalam arti memperbaiki, memperluas, serta memperhalus teori-teori yang lama hingga menjadi baik/dapat mencapai kesempurnaan.
• Teori nonetis : dalam usahanya menggambarkan dan menjelaskan masyarakat individu sama sekali tidak bermaksud untuk menanyakan apakah masyarakat dilihat dari segi moral baik atau tidak.
5. Obyek dari sosiologi adalah masyarakat. Coba jelaskan masyarakat dari sudut pandang yang bagaimana yang menjadi obyek dari sosiologi ?
Sudut pandangnya adalah bahwa sosiologi mempunyai bidang tilikan khusus, dan ada pada pandangan bahwa sosiiologi mempelajari masyarakat secara umum. Artinya, semua sisi/aspekdari masyarakat yang mempunyai naluri untuk senantiasa hidup bersama dengan sesamanya.
6. Masyarakat sebagai suatu sistem yang terwujud dari kehidupan bersama manusia, tentunya memiliki ciri-ciri pokok agar dapat disebut sebagai suatu masyarakat. Sebutkan ciri-ciri pokok dari masyarakat !
Ciri-ciri nya:
• Manusia yang hidup bersama
• Bergaul selama jangka waktu yang cukup lama
• Adanya kesadaran, bahwa setiap manusia merupakan bagian dari suatu kesatuan
7. Untuk mempelajari obyeknya, sosiologi memiliki metode-metode atau cara kerja yang dapat dipakai, diantaranya adalah metode kualitatif dan metode kuantitatif. Jelaskan kedua metode tersebut, serta bagaimana penerapannya untuk mempelajari sosiologi ?
Penjelasan metode tersebut aadalah :
Metode kualitatif : mengutamakan bahan-bahan yang sukar dapat diukur dengan menggunakan angka-angka, yang dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik, walau bahan-bahan tersebut terdapat dengan nyata didalam masyarakat. Dalam metode ini ada 2 lagi metode yang mempunyai perbedaan dan persamaan dan bertujuan untuk memndapatkan petunjuk-petunjuk mengenai perilaku masyarakat pada masa silam dan masa sekarang.
Metode kuantitatif : metode yang mengutamakan bahan-bahan keterangan dengan angka, sehingga gejala-gejala yang diteliti dapat diukur dengan mempergunakan skala, indeks, tabel, dan formula=formula yang kesemuanya menggunakan ilmu pasti.
8. Metode fungsionalismejuga juga sering digunakan oleh sosiologi, mengapa metode ini digunakan oleh sosiologi ?
Metode ini sering digunakan karena metode ini bertujuan untuk meneliti fungsi lembaga kemasyarakatan dan struktur sosial dalam masyarakat serta gagasan pokok bahwa unsur-unsur yang membentuk masyarakat mempunyai timbal balik yang saling mempengaruhi dan masing-masing memiliki fungsi dakam masyarakat.
Npm : 16609012
Kelas :2SA01
Tugas : ILMU SOSIAL DASAR
1. Jelaskan pengertian sosiologi menurut pandangan saudara, berdasarkan pendapat-pendatang tentang sosiologi dari beberapa pendapat pakar sosiologi yang telah kalian pelajari ?
Menurut saya, sosiologi adalah sesuatu hal yang membicarakan mengenai masyarakat dan kehidupan sosialnya.
Adapun pengertian sosiologi menurut para ahli adalah :
a. Selo sumardjan dan soelaeman soemardi
Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial dan proses perubahan sosial.
b. Soerjono soekanto
Sosiologi adalah ilmu yang kategoris, murni, abstrak, berusaha mencari pengertian-pengertian umum, rasional, empiris, dan bersifat umum.
c. Max weber
Ilmu yang beberapa berupaya memahami tindakan-tindakan sosial
d. Roucek dan Warren
Ilmu yang memperlajari hubungan antara manusa dalam kelompok-kelompok
e. Peter L berger
Sosiologi adalah studi ilmiah mengenai antara masyarakat dan individu
2. Jelaskan, mengapa sosiologi dikategorikan dalam kelompok ilmu sosial ?
Kelompok sosial dikategorikan dalam kelompok ilmu sosial karena, yang menjadi bahasan adalah masyarakat. Serta, pokok permasalahan dalam ilmu sosial pada umumnya membicarakan kehidupan sosial manusia.
3. Jelaskan perbedaan bahasan antara sosiologi dengan ekonomi, atau ilmu politik yang juga termasuk di dalam lingkup ilmu-ilmu sosial !
Jadi, perbedaanya adalah, apabila ekonomi hanya mempelajari segi ekonominya saja. Sedangkan sosiologi mempelajari unsur-unsur kemasyarakatan keseluruhan.
4. Sebut dan jelaskan empat sifat dari ilmu pengetahuan secara terperinci !
4 sifat :
• Bersifat empiris : didasarkan pada pengamatan dan penalaran.
• Bersifat teorotis : ilmu pengetahuan tersebut selalu berusaha untuk menyusun abstraksi dari hasil-hasil observasi.
• Bersifat komulatif : berarti teori teori sosiologi di bentuk atas dasar teori-teori yang sudah ada dalam arti memperbaiki, memperluas, serta memperhalus teori-teori yang lama hingga menjadi baik/dapat mencapai kesempurnaan.
• Teori nonetis : dalam usahanya menggambarkan dan menjelaskan masyarakat individu sama sekali tidak bermaksud untuk menanyakan apakah masyarakat dilihat dari segi moral baik atau tidak.
5. Obyek dari sosiologi adalah masyarakat. Coba jelaskan masyarakat dari sudut pandang yang bagaimana yang menjadi obyek dari sosiologi ?
Sudut pandangnya adalah bahwa sosiologi mempunyai bidang tilikan khusus, dan ada pada pandangan bahwa sosiiologi mempelajari masyarakat secara umum. Artinya, semua sisi/aspekdari masyarakat yang mempunyai naluri untuk senantiasa hidup bersama dengan sesamanya.
6. Masyarakat sebagai suatu sistem yang terwujud dari kehidupan bersama manusia, tentunya memiliki ciri-ciri pokok agar dapat disebut sebagai suatu masyarakat. Sebutkan ciri-ciri pokok dari masyarakat !
Ciri-ciri nya:
• Manusia yang hidup bersama
• Bergaul selama jangka waktu yang cukup lama
• Adanya kesadaran, bahwa setiap manusia merupakan bagian dari suatu kesatuan
7. Untuk mempelajari obyeknya, sosiologi memiliki metode-metode atau cara kerja yang dapat dipakai, diantaranya adalah metode kualitatif dan metode kuantitatif. Jelaskan kedua metode tersebut, serta bagaimana penerapannya untuk mempelajari sosiologi ?
Penjelasan metode tersebut aadalah :
Metode kualitatif : mengutamakan bahan-bahan yang sukar dapat diukur dengan menggunakan angka-angka, yang dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik, walau bahan-bahan tersebut terdapat dengan nyata didalam masyarakat. Dalam metode ini ada 2 lagi metode yang mempunyai perbedaan dan persamaan dan bertujuan untuk memndapatkan petunjuk-petunjuk mengenai perilaku masyarakat pada masa silam dan masa sekarang.
Metode kuantitatif : metode yang mengutamakan bahan-bahan keterangan dengan angka, sehingga gejala-gejala yang diteliti dapat diukur dengan mempergunakan skala, indeks, tabel, dan formula=formula yang kesemuanya menggunakan ilmu pasti.
8. Metode fungsionalismejuga juga sering digunakan oleh sosiologi, mengapa metode ini digunakan oleh sosiologi ?
Metode ini sering digunakan karena metode ini bertujuan untuk meneliti fungsi lembaga kemasyarakatan dan struktur sosial dalam masyarakat serta gagasan pokok bahwa unsur-unsur yang membentuk masyarakat mempunyai timbal balik yang saling mempengaruhi dan masing-masing memiliki fungsi dakam masyarakat.
Selasa, 18 Mei 2010
rangkuman novel dealova
TUGAS MERANGKUM BAHASA INDONESIA
Nama : Ayu mawardika
Kelas : 1SA01
Npm :16609012
DEALOVA

Cerita bermula dari seorang siswi cantik dari SMU Persada bernama Karra. Di sekolah, Karra dikenal sebagai sosok yang cukup pintar, nakal, periang dan jago basket. Gayanya sangat tomboy dan penampilannya sangat santai. Sementara itu, di rumah, ia dikenal sebagai sosok yang manja sekaligus cuek. Apalagi semenjak di tinggal oleh kedua orangtuanya ke luar negeri, dia sangat manja dengan Iraz, kakanya. Kehidupan di sekolah dan di rumah inilah yang membawa Karra masuk dalam kehidupan dua pria yakni Dira dan Ibel.
Dira yang jago basket pertama kali dikenal Karra di sekolah. Dira adalah anak pindahan yang baru sekolah di sekolahnya karra. Perkenalan mereka diawali dari sebuah lapangan basket. Dira adalah sosok laki laki yang sangat misterius di sekolahnya, bahkan ia menjadi sorotan para gadis sekolah, karena kepandaiannya dalam bermain basket. Karra pun jadi tertarik dengannya. Lalu karra dan dira terkadang latihan bermain basket bersama. Tetapi di sela bermain basket, terkadang dira sering membuat karra kesal, karena dirra sangat ketus dan tidak bisa berperilaku lembut oleh karra. Karra sangat tidak suka bila perlakuan dira seperti itu. Dira pun terlihat angkuh dan seperti orang yang tidak bisa menghormati orang lain.
Sedangkan, Ibel yang jago gitar pertama kali dikenal Karra di rumah Karra. Ibel adalah teman kuliah sekaligus sahabat karib abang Karra, Iraz. Ibel mempunyai sifat yang sangat bertolak belakang dengan dirra, ibel tipe laki lakin yang murah senyu, dia juga sabar, dan berperilaku halus terhadap wanita. Awal ibel suka terhadap karra di mulai saat iraz menitipkan karra pada dia, karna iraz harus melanjutkan kuliah di luar negeri, jadi intensitas mereka tuk bertemu pun sangat sering. Ibel mulai merasa nyaman dan jatuh cinta pada karra. Lama lama-pun ibel sering antar jemput karra kesekolah dan mengajaknya beli ice cream bersama.
Lewat karakter dan cara berbeda, Dira dan Ibel berusaha menyampaikan rasa kasihnya pada Karra.
Bagi Karra, Dira yang sering ketus, galak, dan kurang ajar seolah selalu ingin menyakiti dirinya ternyata lebih menarik perhatiannya ketimbang Ibel yang penuh perhatian dan senantiasa berupaya menyenangkannya. Tak heran, bila akhirya Dira dipilih Karra menjadi pacarnya. Untuk itu, Ibel pun harus berbesar hati terhadap pilihan Karra. Ibel sangat terpukul dengan keputusan karra, karena dia sangat menyayangi karra. Ibel khawatir kalau dirra adalah orang yang tidak tepat untuk menjada karra, karena dirra mempunyai sikap yang keras.tapi itulah nyatanya, ibel harus menerimanya.
Tapi sayang, hubungan kasih Dira dan Karra tak melulu berjalan mulus. Pertengkaran kerapkali mewarnai hubungan mereka. Dirra dan karra sering kali berbeda pendapat. Tapi pada akhirnya keduanya bertekad untuk lebih saling menyayangi dan tak lagi saling menyakiti. Di saat sedang menikmati masa masa indah berpacaran dengan dirra, karra harus menghadapi sebuah kenyataan pahit, Dira tergolek tanpa daya di sebuah rumah sakit, semenjak dua hari tidak bertemu saat terakhir berkencan bersama. Karra baru mengetahui kalau dirra mempunyai penyakit yang sudah susah di sembuhkan, dan dirra pun sudah di vonis oleh dokter bahwa umurnya tak akan panjang lagi. Karra hanya bisa memandang wajahnya sambil menangis tersedu saat menjenguk dirra di rumah sakit. Tetapi masa itu tidakk berlangsung lama. Pada akhirnya Dira pun meninggal karena sakit yang bersarang di tubuhnya. Karra sangat terpukul dan tidak rela jika dirra sudah meniggalkannya tuk selama lamanya.Karra baru menyadari bahwa sikap dirra selama ini ketus padanya karena dirra tak inging menyakiti orang yang di sayanginya hanya untuk masuk ke dalam kehidupan dirra yang hanya tinggal menuggu waktu saja. Karra makin menangis terisak saat dia membaca surat terakhir dari adiknya dirra yang di buat sebelum ia meninggal.Sepeninggal Dirra, karra berubah 180 derajat, dia penjadi pemurung sering nangis karena terus teringat dirra. Ibel berusaha untuk menghibur karra.
Di saat masaberduka karra, ibel selalu mencoba menghibur karra, dan akhirnya karra merespon perhatian ibel padanya. Dan pada suatu hari ibel menunggu karra di kapal pesiar disana ibel menyatakan cintanya kepada karra dengan memberikan kejutan yang sangat tak di duga oleh karra dan akhirnya karra pun menerima cintanya ibel.
Nama : Ayu mawardika
Kelas : 1SA01
Npm :16609012
DEALOVA

Cerita bermula dari seorang siswi cantik dari SMU Persada bernama Karra. Di sekolah, Karra dikenal sebagai sosok yang cukup pintar, nakal, periang dan jago basket. Gayanya sangat tomboy dan penampilannya sangat santai. Sementara itu, di rumah, ia dikenal sebagai sosok yang manja sekaligus cuek. Apalagi semenjak di tinggal oleh kedua orangtuanya ke luar negeri, dia sangat manja dengan Iraz, kakanya. Kehidupan di sekolah dan di rumah inilah yang membawa Karra masuk dalam kehidupan dua pria yakni Dira dan Ibel.
Dira yang jago basket pertama kali dikenal Karra di sekolah. Dira adalah anak pindahan yang baru sekolah di sekolahnya karra. Perkenalan mereka diawali dari sebuah lapangan basket. Dira adalah sosok laki laki yang sangat misterius di sekolahnya, bahkan ia menjadi sorotan para gadis sekolah, karena kepandaiannya dalam bermain basket. Karra pun jadi tertarik dengannya. Lalu karra dan dira terkadang latihan bermain basket bersama. Tetapi di sela bermain basket, terkadang dira sering membuat karra kesal, karena dirra sangat ketus dan tidak bisa berperilaku lembut oleh karra. Karra sangat tidak suka bila perlakuan dira seperti itu. Dira pun terlihat angkuh dan seperti orang yang tidak bisa menghormati orang lain.
Sedangkan, Ibel yang jago gitar pertama kali dikenal Karra di rumah Karra. Ibel adalah teman kuliah sekaligus sahabat karib abang Karra, Iraz. Ibel mempunyai sifat yang sangat bertolak belakang dengan dirra, ibel tipe laki lakin yang murah senyu, dia juga sabar, dan berperilaku halus terhadap wanita. Awal ibel suka terhadap karra di mulai saat iraz menitipkan karra pada dia, karna iraz harus melanjutkan kuliah di luar negeri, jadi intensitas mereka tuk bertemu pun sangat sering. Ibel mulai merasa nyaman dan jatuh cinta pada karra. Lama lama-pun ibel sering antar jemput karra kesekolah dan mengajaknya beli ice cream bersama.
Lewat karakter dan cara berbeda, Dira dan Ibel berusaha menyampaikan rasa kasihnya pada Karra.
Bagi Karra, Dira yang sering ketus, galak, dan kurang ajar seolah selalu ingin menyakiti dirinya ternyata lebih menarik perhatiannya ketimbang Ibel yang penuh perhatian dan senantiasa berupaya menyenangkannya. Tak heran, bila akhirya Dira dipilih Karra menjadi pacarnya. Untuk itu, Ibel pun harus berbesar hati terhadap pilihan Karra. Ibel sangat terpukul dengan keputusan karra, karena dia sangat menyayangi karra. Ibel khawatir kalau dirra adalah orang yang tidak tepat untuk menjada karra, karena dirra mempunyai sikap yang keras.tapi itulah nyatanya, ibel harus menerimanya.
Tapi sayang, hubungan kasih Dira dan Karra tak melulu berjalan mulus. Pertengkaran kerapkali mewarnai hubungan mereka. Dirra dan karra sering kali berbeda pendapat. Tapi pada akhirnya keduanya bertekad untuk lebih saling menyayangi dan tak lagi saling menyakiti. Di saat sedang menikmati masa masa indah berpacaran dengan dirra, karra harus menghadapi sebuah kenyataan pahit, Dira tergolek tanpa daya di sebuah rumah sakit, semenjak dua hari tidak bertemu saat terakhir berkencan bersama. Karra baru mengetahui kalau dirra mempunyai penyakit yang sudah susah di sembuhkan, dan dirra pun sudah di vonis oleh dokter bahwa umurnya tak akan panjang lagi. Karra hanya bisa memandang wajahnya sambil menangis tersedu saat menjenguk dirra di rumah sakit. Tetapi masa itu tidakk berlangsung lama. Pada akhirnya Dira pun meninggal karena sakit yang bersarang di tubuhnya. Karra sangat terpukul dan tidak rela jika dirra sudah meniggalkannya tuk selama lamanya.Karra baru menyadari bahwa sikap dirra selama ini ketus padanya karena dirra tak inging menyakiti orang yang di sayanginya hanya untuk masuk ke dalam kehidupan dirra yang hanya tinggal menuggu waktu saja. Karra makin menangis terisak saat dia membaca surat terakhir dari adiknya dirra yang di buat sebelum ia meninggal.Sepeninggal Dirra, karra berubah 180 derajat, dia penjadi pemurung sering nangis karena terus teringat dirra. Ibel berusaha untuk menghibur karra.
Di saat masaberduka karra, ibel selalu mencoba menghibur karra, dan akhirnya karra merespon perhatian ibel padanya. Dan pada suatu hari ibel menunggu karra di kapal pesiar disana ibel menyatakan cintanya kepada karra dengan memberikan kejutan yang sangat tak di duga oleh karra dan akhirnya karra pun menerima cintanya ibel.
rangkuman novel dealova
TUGAS MERANGKUM BAHASA INDONESIA
Nama : Ayu mawardika
Kelas : 1SA01
Npm :16609012
DEALOVA
Cerita bermula dari seorang siswi cantik dari SMU Persada bernama Karra. Di sekolah, Karra dikenal sebagai sosok yang cukup pintar, nakal, periang dan jago basket. Gayanya sangat tomboy dan penampilannya sangat santai. Sementara itu, di rumah, ia dikenal sebagai sosok yang manja sekaligus cuek. Apalagi semenjak di tinggal oleh kedua orangtuanya ke luar negeri, dia sangat manja dengan Iraz, kakanya. Kehidupan di sekolah dan di rumah inilah yang membawa Karra masuk dalam kehidupan dua pria yakni Dira dan Ibel.
Dira yang jago basket pertama kali dikenal Karra di sekolah. Dira adalah anak pindahan yang baru sekolah di sekolahnya karra. Perkenalan mereka diawali dari sebuah lapangan basket. Dira adalah sosok laki laki yang sangat misterius di sekolahnya, bahkan ia menjadi sorotan para gadis sekolah, karena kepandaiannya dalam bermain basket. Karra pun jadi tertarik dengannya. Lalu karra dan dira terkadang latihan bermain basket bersama. Tetapi di sela bermain basket, terkadang dira sering membuat karra kesal, karena dirra sangat ketus dan tidak bisa berperilaku lembut oleh karra. Karra sangat tidak suka bila perlakuan dira seperti itu. Dira pun terlihat angkuh dan seperti orang yang tidak bisa menghormati orang lain.
Sedangkan, Ibel yang jago gitar pertama kali dikenal Karra di rumah Karra. Ibel adalah teman kuliah sekaligus sahabat karib abang Karra, Iraz. Ibel mempunyai sifat yang sangat bertolak belakang dengan dirra, ibel tipe laki lakin yang murah senyu, dia juga sabar, dan berperilaku halus terhadap wanita. Awal ibel suka terhadap karra di mulai saat iraz menitipkan karra pada dia, karna iraz harus melanjutkan kuliah di luar negeri, jadi intensitas mereka tuk bertemu pun sangat sering. Ibel mulai merasa nyaman dan jatuh cinta pada karra. Lama lama-pun ibel sering antar jemput karra kesekolah dan mengajaknya beli ice cream bersama.
Lewat karakter dan cara berbeda, Dira dan Ibel berusaha menyampaikan rasa kasihnya pada Karra.
Bagi Karra, Dira yang sering ketus, galak, dan kurang ajar seolah selalu ingin menyakiti dirinya ternyata lebih menarik perhatiannya ketimbang Ibel yang penuh perhatian dan senantiasa berupaya menyenangkannya. Tak heran, bila akhirya Dira dipilih Karra menjadi pacarnya. Untuk itu, Ibel pun harus berbesar hati terhadap pilihan Karra. Ibel sangat terpukul dengan keputusan karra, karena dia sangat menyayangi karra. Ibel khawatir kalau dirra adalah orang yang tidak tepat untuk menjada karra, karena dirra mempunyai sikap yang keras.tapi itulah nyatanya, ibel harus menerimanya.
Tapi sayang, hubungan kasih Dira dan Karra tak melulu berjalan mulus. Pertengkaran kerapkali mewarnai hubungan mereka. Dirra dan karra sering kali berbeda pendapat. Tapi pada akhirnya keduanya bertekad untuk lebih saling menyayangi dan tak lagi saling menyakiti. Di saat sedang menikmati masa masa indah berpacaran dengan dirra, karra harus menghadapi sebuah kenyataan pahit, Dira tergolek tanpa daya di sebuah rumah sakit, semenjak dua hari tidak bertemu saat terakhir berkencan bersama. Karra baru mengetahui kalau dirra mempunyai penyakit yang sudah susah di sembuhkan, dan dirra pun sudah di vonis oleh dokter bahwa umurnya tak akan panjang lagi. Karra hanya bisa memandang wajahnya sambil menangis tersedu saat menjenguk dirra di rumah sakit. Tetapi masa itu tidakk berlangsung lama. Pada akhirnya Dira pun meninggal karena sakit yang bersarang di tubuhnya. Karra sangat terpukul dan tidak rela jika dirra sudah meniggalkannya tuk selama lamanya.Karra baru menyadari bahwa sikap dirra selama ini ketus padanya karena dirra tak inging menyakiti orang yang di sayanginya hanya untuk masuk ke dalam kehidupan dirra yang hanya tinggal menuggu waktu saja. Karra makin menangis terisak saat dia membaca surat terakhir dari adiknya dirra yang di buat sebelum ia meninggal.Sepeninggal Dirra, karra berubah 180 derajat, dia penjadi pemurung sering nangis karena terus teringat dirra. Ibel berusaha untuk menghibur karra.
Di saat masaberduka karra, ibel selalu mencoba menghibur karra, dan akhirnya karra merespon perhatian ibel padanya. Dan pada suatu hari ibel menunggu karra di kapal pesiar disana ibel menyatakan cintanya kepada karra dengan memberikan kejutan yang sangat tak di duga oleh karra dan akhirnya karra pun menerima cintanya ibel.
Nama : Ayu mawardika
Kelas : 1SA01
Npm :16609012
DEALOVA
Cerita bermula dari seorang siswi cantik dari SMU Persada bernama Karra. Di sekolah, Karra dikenal sebagai sosok yang cukup pintar, nakal, periang dan jago basket. Gayanya sangat tomboy dan penampilannya sangat santai. Sementara itu, di rumah, ia dikenal sebagai sosok yang manja sekaligus cuek. Apalagi semenjak di tinggal oleh kedua orangtuanya ke luar negeri, dia sangat manja dengan Iraz, kakanya. Kehidupan di sekolah dan di rumah inilah yang membawa Karra masuk dalam kehidupan dua pria yakni Dira dan Ibel.
Dira yang jago basket pertama kali dikenal Karra di sekolah. Dira adalah anak pindahan yang baru sekolah di sekolahnya karra. Perkenalan mereka diawali dari sebuah lapangan basket. Dira adalah sosok laki laki yang sangat misterius di sekolahnya, bahkan ia menjadi sorotan para gadis sekolah, karena kepandaiannya dalam bermain basket. Karra pun jadi tertarik dengannya. Lalu karra dan dira terkadang latihan bermain basket bersama. Tetapi di sela bermain basket, terkadang dira sering membuat karra kesal, karena dirra sangat ketus dan tidak bisa berperilaku lembut oleh karra. Karra sangat tidak suka bila perlakuan dira seperti itu. Dira pun terlihat angkuh dan seperti orang yang tidak bisa menghormati orang lain.
Sedangkan, Ibel yang jago gitar pertama kali dikenal Karra di rumah Karra. Ibel adalah teman kuliah sekaligus sahabat karib abang Karra, Iraz. Ibel mempunyai sifat yang sangat bertolak belakang dengan dirra, ibel tipe laki lakin yang murah senyu, dia juga sabar, dan berperilaku halus terhadap wanita. Awal ibel suka terhadap karra di mulai saat iraz menitipkan karra pada dia, karna iraz harus melanjutkan kuliah di luar negeri, jadi intensitas mereka tuk bertemu pun sangat sering. Ibel mulai merasa nyaman dan jatuh cinta pada karra. Lama lama-pun ibel sering antar jemput karra kesekolah dan mengajaknya beli ice cream bersama.
Lewat karakter dan cara berbeda, Dira dan Ibel berusaha menyampaikan rasa kasihnya pada Karra.
Bagi Karra, Dira yang sering ketus, galak, dan kurang ajar seolah selalu ingin menyakiti dirinya ternyata lebih menarik perhatiannya ketimbang Ibel yang penuh perhatian dan senantiasa berupaya menyenangkannya. Tak heran, bila akhirya Dira dipilih Karra menjadi pacarnya. Untuk itu, Ibel pun harus berbesar hati terhadap pilihan Karra. Ibel sangat terpukul dengan keputusan karra, karena dia sangat menyayangi karra. Ibel khawatir kalau dirra adalah orang yang tidak tepat untuk menjada karra, karena dirra mempunyai sikap yang keras.tapi itulah nyatanya, ibel harus menerimanya.
Tapi sayang, hubungan kasih Dira dan Karra tak melulu berjalan mulus. Pertengkaran kerapkali mewarnai hubungan mereka. Dirra dan karra sering kali berbeda pendapat. Tapi pada akhirnya keduanya bertekad untuk lebih saling menyayangi dan tak lagi saling menyakiti. Di saat sedang menikmati masa masa indah berpacaran dengan dirra, karra harus menghadapi sebuah kenyataan pahit, Dira tergolek tanpa daya di sebuah rumah sakit, semenjak dua hari tidak bertemu saat terakhir berkencan bersama. Karra baru mengetahui kalau dirra mempunyai penyakit yang sudah susah di sembuhkan, dan dirra pun sudah di vonis oleh dokter bahwa umurnya tak akan panjang lagi. Karra hanya bisa memandang wajahnya sambil menangis tersedu saat menjenguk dirra di rumah sakit. Tetapi masa itu tidakk berlangsung lama. Pada akhirnya Dira pun meninggal karena sakit yang bersarang di tubuhnya. Karra sangat terpukul dan tidak rela jika dirra sudah meniggalkannya tuk selama lamanya.Karra baru menyadari bahwa sikap dirra selama ini ketus padanya karena dirra tak inging menyakiti orang yang di sayanginya hanya untuk masuk ke dalam kehidupan dirra yang hanya tinggal menuggu waktu saja. Karra makin menangis terisak saat dia membaca surat terakhir dari adiknya dirra yang di buat sebelum ia meninggal.Sepeninggal Dirra, karra berubah 180 derajat, dia penjadi pemurung sering nangis karena terus teringat dirra. Ibel berusaha untuk menghibur karra.
Di saat masaberduka karra, ibel selalu mencoba menghibur karra, dan akhirnya karra merespon perhatian ibel padanya. Dan pada suatu hari ibel menunggu karra di kapal pesiar disana ibel menyatakan cintanya kepada karra dengan memberikan kejutan yang sangat tak di duga oleh karra dan akhirnya karra pun menerima cintanya ibel.
Senin, 10 Mei 2010
RESENSI NOVEL
Nama : Ayu Mawardika (16609012)
Kelas : 1SA01
RESENSI NOVEL
Judul : Dealova
Pengarang : Dyan Nuranindya
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit : 2005
Jumlah halaman : 303 halaman
Jenis buku : Teen Lit
Sampul buku : Sampul novel ini cukup menarik. Warnanya sangat anak muda. Terdapat gambar dua orang pria yang berbeda karakter dan seorang gadis cantik memakai baju putih dan topi kupluk putih. Latar sampul berwarna merah muda. Judul ditulis menindih gambar bagian bawah berwarna hijau dan di lapisi warna ungu tua. Pengarang buku ditulis di bagian atas buku berwarna hitam.
Isi buku : Kara, cewek tomboy yang jago maen basket ini memang berbeda. Rambutnya panjang tidak seperti cewek tomboy lainnya yang berambut pendek. Kara sangat beruntung karena mempunyai orang tua dan kakak yang sayang banget sama dia, termasuk teman- teman kakaknya, terutama Ibel, cowok yang jago main gitar dan tidak senang dengan warna biru. Selama ini Kara hanya menganggap Ibel hanya sebatas kakak, jadi Kara tak peduli saat Ibel menunjukkan perhatiannya. Kara malah disukai oleh Dira, anak baru di sekolah yang juga jago main basket. Kara sempat benci dengan sifat Dira yang seenaknya sendiri. Namun akhirnya, benci itu menjadi cinta. Tetapi disaat cinta itu mulai berkembang ternyata Dira harus meninggalkan Kara untuk selamanya. Kara yang sedih dan kesepian mulai merasakan perhatian dari Ibel dan dia pun akhirnya jatuh cinta pada Ibel.
Kelebihan : Banyak hal- hal yang menarik dalam cerita novel tersebut. Karakter tokohnya juga tidak monoton. Bahasanya bahasa anak muda. Cerita novel ini saling berkaitan dan smea bagus.
Kelemahan : Masih menggunakan kertas buram. Ceritanya sedih namun happy ending. Namun bahasanya masih tampak kaku.
Kelas : 1SA01
RESENSI NOVEL
Judul : Dealova
Pengarang : Dyan Nuranindya
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit : 2005
Jumlah halaman : 303 halaman
Jenis buku : Teen Lit
Sampul buku : Sampul novel ini cukup menarik. Warnanya sangat anak muda. Terdapat gambar dua orang pria yang berbeda karakter dan seorang gadis cantik memakai baju putih dan topi kupluk putih. Latar sampul berwarna merah muda. Judul ditulis menindih gambar bagian bawah berwarna hijau dan di lapisi warna ungu tua. Pengarang buku ditulis di bagian atas buku berwarna hitam.
Isi buku : Kara, cewek tomboy yang jago maen basket ini memang berbeda. Rambutnya panjang tidak seperti cewek tomboy lainnya yang berambut pendek. Kara sangat beruntung karena mempunyai orang tua dan kakak yang sayang banget sama dia, termasuk teman- teman kakaknya, terutama Ibel, cowok yang jago main gitar dan tidak senang dengan warna biru. Selama ini Kara hanya menganggap Ibel hanya sebatas kakak, jadi Kara tak peduli saat Ibel menunjukkan perhatiannya. Kara malah disukai oleh Dira, anak baru di sekolah yang juga jago main basket. Kara sempat benci dengan sifat Dira yang seenaknya sendiri. Namun akhirnya, benci itu menjadi cinta. Tetapi disaat cinta itu mulai berkembang ternyata Dira harus meninggalkan Kara untuk selamanya. Kara yang sedih dan kesepian mulai merasakan perhatian dari Ibel dan dia pun akhirnya jatuh cinta pada Ibel.
Kelebihan : Banyak hal- hal yang menarik dalam cerita novel tersebut. Karakter tokohnya juga tidak monoton. Bahasanya bahasa anak muda. Cerita novel ini saling berkaitan dan smea bagus.
Kelemahan : Masih menggunakan kertas buram. Ceritanya sedih namun happy ending. Namun bahasanya masih tampak kaku.
Rabu, 07 April 2010
tugas iklan tenteng pendidikan

Name :Ayu Mawardika(16609012)
Class :1SA01
Copywriting : INGIN ANAK ANDA CERDAS DAN BERBASIS INTERNASIONAL??? JOHN PAUL’S sCHOOL SIAP MEMBANTU KEINGINAN ANDA .
JPS Gunakan Bahasa Inggris Sebagai Pengantar
UNTUK memperkenalkan metode serta sistem yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, sekolah Katholik National Plus John Paul’s School (JPS) menggelar open house, Sabtu (13/12) mulai pukul 09.00-12.00 di Sentra Bisnis Harapan Indah, Kota Harapan Indah, Bekasi. Acara dihadiri lebih dari 100 orangtua siswa yang berasal dari wilayah Kota Harapan Indah dan sekitarnya.
Sebagai sekolahNational Plus, tentunya JPS akan menggabungkan kurikulum internasional (Cambridge University) dengan kurikulum nasional, JPS menyediakan kursus pembekalan Bahasa Inggris gratis untuk siswa yang mendaftar.
“Bagi mereka yang ingin mendaftar ke JPS harus melalui tes, baik tertulis, lisan, dan pengamatan. Itu dilakukan untuk mengetahui apakah anak tersebut layak masuk di JPS. Melihat animo masyarakat yang begitu besar saat open house, saya yakin JPS akan menjadi sekolah favorit, baik di Bekasi maupun Jakarta, khususnya di Kota Harapan Indah. Tenaga pengajarnya pun tidak sembarangan, mereka harus berpengalaman di sekolah sejenis dan melalui proses penyaringan yang ketat,” ujarnya kepada THI.
Sementara ini, JPS baru membuka kelas untuk Taman Kanak Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). “Kedepannya, kami juga akan membuka kelas untuk Sekolah Menengah Atas (SMA). Nantinya, selain UAN (Ujian Akhir Nasional), para siswa juga disiapkan mengikuti ujian IGCSE (International General Certificate of Secondary Education),” katanya.
JPS juga menyediakan fasilitas seperti ruang kelas ber-AC, laboratorium, perpustakaan, laboratorium komputer, parkir luas, dan fasilitas lainnya. “Kami membuka pendaftaran dalam lima gelombang, yakni gelombang I pada 29 November 2008, kedua 13 Desember 2008, ketiga 10 Januari 2009, keempat 24 Januari 2009, dan terakhir 4 Februari 2009,” lanjutnya.
Segera daftarkan putra-putri Anda di John Paul’s School tahun ajaran 2009/2010 yang beralamat di Komplek Sentra Bisnis Bulevar Hijau Blok SB IX No 1-7, Kota Harapan Indah, Medan Satria, Bekasi, Telp 021-888 66071.
Langganan:
Postingan (Atom)